Minggu, 17 Juni 2012

Testing Implementation

Untuk mengetahui kualitas sebuah software maka dilakukan testing implementation, tahapan dalam testing implementation adalah :
  • Menentukan metodologi apa yang digunakan.
    • Menetukan level quality standart yang ditinjau dari ke crusialan yang terjadi jika software tersebut gagal atau dapat dikatakan efek dari kegagalan software.
    • Mengklasifikasikan resiko dan akibatnya.
    • Menentukan strategi testing, terkait metode testing yaitu penggunaan white box testing ataupun blackbox testing, top down testing, dll
  • Membuat Test Plan
    •  Scope dan dari testing.
    • Lingkungan Testing, terkait hardware, software requirement, dll
    • Detail Test, berisi tujuan, identifikasi, requirement test dan test level dan test integration dan special test.
    • Jadwal testing
  • Membuat Test Design
    • Menentuka fitur-fitur yang dilakukan testing
    • Kriteria penerimaan test
    • Test Idenfitikasi
    • Kriteria kesuksesan dan kegagalan fitur.
  •  Testing Implementation
    • Pada testing implementation dilakukan functional test, integration test, dan special test.
Testing Implementation

Testing Implementation berarti melakukan testing pada software untuk menguji kualitas software berdasarkan functional test, integration test dan special test.
1. Functional Test
Functional test merupakan test yang dilakukan per functional atau per fitur yang ada. 
Dalam functional test harus menampilkan test case yang telah dibuat untuk membantu mengetahui scenario kesuksesan software. Menentukan kriteria kesuksesan yang telah dibuat pada tahapan test design. setelah itu dilakukan testing per functional. Kualitas software dapat dilihat dari kesuksesan jalannya software sesuai dengan test case dan kriteria kesuksesan.

2.  Integration Test.
Integration Test merupakan test yang dilakukan pada keseluruhan jalannya modul, 

3. Special Test.
Test dilakukan untuk pengecekan apakah font, form dan fitur-fitur pendukung lainnya dapat mempermudah pengguna dan sesuai dengan fungsinya. Special test juga dilakukan untuk melihat reability dan keamanan data yang diinputkan maka biasanya dilakukan testing dengan sql injection.

Berikut merupakan contoh testing implementation dari study kasus RANCANG BANGUNG SISTEM INFORMASI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN STUDI KASUS DI TEKNOLOGI INFORMASI ITS.


Sabtu, 16 Juni 2012

Progress Control

Pengerjaan proyek banyak yang tidak selesai tepat waktu, bisa lebih cepat maupun lebih lama ini merupakan masalah umum yang sering terjadi dalam proses development project. Salah satu tools yang mempunyai peran untuk mengontrol progress pengerjaan proyek agar waktu yang dipakai sesuai dengan yang telah disepakati dan dijadwalkan di awal dengan tidak mengalami over budgeting maupun under budgetin adalah Project Progress Control.

Project Progress Control

Selasa, 12 Juni 2012

Bagaimana membangun dan merencanakan software yang berkualitas ?

Untuk menghasilkan software yang berkualitas tentunya tidaklah mudah, terdapat banyak faktor yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. Kemanan
  2. Kecepatan
  3. Kemudahan penggunaan
  4. dll
Dari faktor-faktor tersebut dalam setiap project IT membutuhkan Development and Quality plans untuk menjamin kualitas software dalam pembangunan dan perencanaannya.

Dalam proses development dan quality plans harus
  1. Berdasarkan pada proposal yang terupdate
  2. Harus lebih detail dan komprehensiv dibandingkan dengan proposal dalam hal
    1. Jadwal
    2. Biaya
    3. Waktu
    4. Resource, dll
Dalam Development plants terdapat beberapa element yang harus diperhatikan :
  1. Project products
  2. Project interfaces
  3. Project methodology and development tools
  4. SW development standards and procedures
  5. The mapping of the development process.( proj. mgt. Gant )
  6. Project milestones ( documents , code , report )
  7. Project staff organization ( org. stru., prof. req., no of team mem., names of team leaders )
  8. Development facilities ( SW, HW tools, space, period req. for each use )
  9. Development risks ( see next slide )
  10. Control methods
  11. Project cost estimation
Semua item tersebut Include pada 9 knowledge area di Project Management


Selain itu terdapat pula elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam membuat Quality Plan, yaitu :
  1. Tujuan kualitas (Quality Goal)
  2. Merencanakan aktifitas review
    1. Tipe
    2. Scope
    3. jadwal (prioritas)
    4. Spesifikasi prosedur yang akan dilaksanakan
    5. sapa yang bertanggung jawab
  3. Merencanakan pengujian software
    1. Unit test, integration dll
    2. Rencana pengujian
    3. Prosedur yang spesifik
    4. Siapa yang bertanggung jawab
  4. Rencana pengujian untuk pengembang eksternal
  5. Manajemen konfigurasi

Software Testing

Software testing digunakan untuk menganalisa apakah software telah sesuai dengan requirement yang ada.
Pada umumnya ada 2 tipe software testing yaitu white box testing dan black box testing. Dimana black box testing digunakan untuk validasi sedangkan white box tetsing digunakan untuk verifikasi.

Software Testing

Senin, 11 Juni 2012

Document Control

Document Control digunakan untuk mengelola dan mengendalikan semua dokumentasi perusahaan, sehingga memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang relevan.
Document Control juga memungkinkan untuk mengidentifikasi kasus ketidakpatuhan sehingga ini dapat ditangani dengan efektif dan cepat.
Berikut adalah materi terkait Document Control dari Galin,

Document Control

Configuration Management

Software Configuration Management bertujuan untuk melakukan identifikasi perubahan, mengendalikan perubahan, memastikan perubahan dilaksanakan, memberitahu perubahan pada semua pihak terkait.
Berikut adalah materi terkait tentang software configuration management.
Software Configuration Management

Bagaimana Menghitung Function Point

Mengerti Function Point

Untuk mengetahui ukuran software yang akan dibuat sangat penting karena akan berpengaruh pada biaya dalam produksi software tesebut. Salah satu cara yang populer untuk melakukan pengukuran perangkat lunak dapat mengunakan cara yang bernama FUNCTION POINT. Hasil dari metode Function Point akan lebih mudah dipahami oleh pengguna non teknis yang dapat membantu mengkomunikasikan informasi ukuran software ke pengguna atau client.

Function Point dikembangkan pertama kali oleh Allan J. Albrecht di pertengahan tahun 1970-an. Merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kode program sebagai ukuran dari ukuran perangkat lunak, dan untuk membantu dalam memprediksi effort dalam development perangkat lunak.
Function Point adalah sebuah sebuh teknik terstruktur dalam memecahkan masalah dengan cara memecah sistem menjadi komponen yang lebih kecil dan menetapkan beberapa karakteristik dari sebuah software sehingga dapat lebih mudah dipahami dan dianalisis.

Function Point mengukur dari perspektif Functional dari software yang akan dibangun, terlepas dari bahasa programaan, metode development atau platform perangkat keras yang digunakan,
Function Point harus dilakukan oleh orang terlatih dan berpengalaman dalam development software, karena dalam memberikan nilai-nilai dari setiap komponen Function point bersifat subyektif, dan akan wajar apabila hasil perhitungan function point seseorang akan berbeda dengan yang lain.
Pengerjaan Function poin harus dimasukkan sebagai bagian dari rencana proyek secara keseluruhan. Artinya harus dijadwalkan dan direncanakan pengerjaannya.
Hasil dari pengukuran menggunakan Function Point dapat digunakan untuk mengestimasi biaya dan effort yang diperlukan dalam development perangkat lunak.


Tahapan Menghitung Function Point

Selanjutnya akan langsung implementasi pada contoh soal.

 

Langkah pertama : Menghitung Crude Function Points (CFP)
Crude Function Points (CFP) adalah untuk menghitung bobot nilai dari komponen-komponen Function Point yang dikaitkan dengan software yang akan dibuat. Dimana terdapat 5 komponen yaitu :
  • Input, Berkaitan dengan interface yang lakukan pengguna/user dalam memasukan data pada aplikasi.
  • Output, Berkaitan dengan output yang dihasilkan aplikasi untuk pengguna/user yang dapat berupa laporan di print atau yang ditampilkan pada layar.
  • Query, Berkaitan dengan query terhadap data yang tersimpan.
  • File, berkaitan dengan logic penyimpan data yang dapat berupa file atau semacam database relational.
  • Eksternal Interface, Berkaitan dengan komunikasi data pada parangkat/mesin yang lain, contoh nya adalah membuat aplikasi SMS Server yang membutuhkan. koneksi pada perangkat keras Modem telepon.
Dalam soal telah di definisikan 5 komponen tersebut, sehingga selanjutnya dapat dilakukan pembobotan perpointnya dengan ketentuan 30% simple, 40% complex dan 30% average. untuk lebih jelasnya seperti gambar dibawah ini.


 
*Nilai-nilai Bobot dari setiap komponen merupakan ketetapan atau konstanta yang dibuat oleh Function Point Internasional User Group (IFPUG)

Langkah Kedua : Menghitung Relative Complexity Adjustment Factor (RCAF)

RCAF digunakan untuk menghitung bobot kompleksitas dari software berdasarkan 14 karakteristik.
Penilaian Komplesitas memilik skala 0 s/d 5
  • 0 = Tidak Pengaruh
  • 1 = Insidental
  • 2 = Moderat
  • 3 = Rata-rata
  • 4 = Signifikan
  • 5 = Essential 
*Karakteristik tersebut merupakan ketetapan atau konstanta yang dibuat oleh Function Point Internasional User Group (IFPUG)

namun pada case study diatas nilai RCAF telah diketahui, yaitu 547

TAHAP 3 : Menghitung Function Point (FP)
Adalah proses melakukan perhitungan untuk mendapat nilai Function point dari sofrware yang akan dibangun
Rumus FP

  • FP = CFP x (0.65 + 0.01 x RCAF)
*Angka 0.65 dan 0.01 adalah ketetepan atau konstanta yang dibuat oleh Function Point Internasional User Group (IFPUG)

Sehingga dalam study kasus tersebut Function Pointnya adalah
FP = 547 x (0.65 + 0.01 x 547) = 667,34